Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) RI, menggandeng PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dalam memberikan edukasi kepada mahasiswa di seluruh Indonesia tentang hilirisasi nikel. Kali ini, Kemenkomarves bersama dengan PT IMIP mengunjungi beberapa kota di pulau Jawa, diantaranya Surabaya, Malang, Yogyakarta, Solo, Bandung, Bogor dan Jakarta.
Ada 11 kampus yang akan dikunjungi, dimana hal itu juga menjadi bagian dari program IMIP Lecture Series. Salah satu alasan Kemenkomarves RI menggandeng PT IMIP, karena PT IMIP merupakan salah satu pelopor industri smelter nikel di Indonesia yang memiliki perkembangan begitu cepat.
Asisten Deputi Investasi Strategis Kemenkomarves RI, Bimo Wijayanto PhD mengatakan, Kemenkomarves RI bersama PT IMIP melakukan sosialisasi terkait transformasi ekonomi Indonesia melalui hilirisasi logam dan mineral. Indonesia adalah pemain penting pada ekonomi global dengan lokasi strategis dan sumber daya alam yang kaya.
“Jadi, Indonesia terletak pada jalur maritim utama menghubungkan Asia Timur, Asia Selatan dan Oceania yang kaya akan cadangan energi transisi mineral dengan potensi energi terbarukan yang tinggi,” kata Bimo saat memberikan kuliah umum pada ratusan mahasiswa.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Senin (28/05/2024). Bimo mengatakan, selama bertahun-tahun Indonesia bergantung pada komoditas mentah, dimana peran sektor manufaktur menurun tajam. Saat itu, kata dia, Indonesia mengandalkan ekspor komoditas mentah, salah satunya ekspor bijih nikel dalam jumlah besar dengan China menjadi tujuan utama. Olehnya itu, Presiden Indonesia mengarahkan untuk melakukan hilirisasi sumberdaya dan cadangan mineral di Indonesia.
“Hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam harus terus dilakukan. Hilirisasi nikel misalnya, telah meningkatkan ekspor besi baja 18 kali lipat. Tahun 2014 hanya sekitar Rp16 triliun, tapi di tahun 2021 meningkat menjadi Rp 306 triliun. Di akhir tahun 2022 kemarin, kita harapkan bisa mencapai Rp 440 triliun, itu hanya dari nikel,” ucap Bimo.
Lanjut Bimo, setelah nikel juga akan didorong hilirisasi bauksit, hilirisasi tembaga, dan timah. Indonesia harus membangun ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi, yang akan mendukung pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia.
Di tempat yang sama, mewakili manajemen PT IMIP, Manager General Affair (GA) PT IMIP Djoko Suprapto, di hadapan para mahasiswa ia memberikan penjelasan tentang berbagai produk yang dihasilkan dari Kawasan Industri IMIP. Mulai dari nickel pig iron (NPI), steel slab, steel billet, steel HRC, steel HPAL, steel CRC, carbon steel, nickel matte, MHP, electrolytic aluminium, graphite, lithium hydroxide, ferrochrome hingga ferrosilicon.
“Untuk dampak ekonomi di sekitar Kawasan Industri IMIP berkembang pesat. Mulai dari jumlah investasi yang semakin meningkat setiap tahunnya, ekspor meningkat serta pajak dan royalti yang disetorkan PT IMIP ke Negara. Terjadi peningkatan sumber daya manusia yang mumpuni sehingga mendorong kesejahteraan masyarakat,” kata Djoko.
Selain kuliah umum, IMIP juga melakukan sosialisasi program beasiswa untuk mahasiswa di Indonesia, sosialisasi program pemagangan dengan Magang Bersertifikat Kampus Merdeka (MBKM) dan sosialisasi program perekrutan karyawan.
IMIP Center of People Excellence adalah sebuah pusat tata kelola pengembangan SDM di
kawasan industri IMIP, yang sekaligus berperan menjadi sentra pengembangan SDM di
sektor hilirisasi mineral dan logam di Indonesia.
Sebelumnya, PT IMIP telah melakukan kegiatan yang sama terkait sosialisasi hilirisasi nikel di berbagai kampus yang ada di Sulawesi. Sebanyak tiga kota yang dikunjungi pada April 2024 lalu yaitu Palu, Makassar dan Kendari dengan jumlah sebanyak tujuh kampus serta antusias mahasiswa dan alumni yang begitu tinggi.