PT IMIP Edukasi Pengolahan Sampah Organik Menjadi Eco-Enzym ke Masyarakat Bahodopi

PT IMIP Edukasi Pengolahan Sampah Organik Menjadi Eco-Enzym ke Masyarakat Bahodopi

  • Kategori: Berita
  • Tanggal: 23-01-2024

Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan secara menyeluruh di Kawasan Industri, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) melakukan kegiatan edukasi pengolahan sampah organik menjadi Eco Enzym pada masyarakat di Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah. Peserta kegiatan sebanyak 100 orang yang berasal dari komunitas masyarakat di Bahodopi dan para perwakilan tenant di Kawasan Industri PT IMIP.

Kegiatan itu dilaksanakan selama tiga hari, mulai tanggal 20 hingga 22 Januari 2024, di Lahan Sidaya PT IMIP Desa Labota, dan Desa Lele, Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah. Kegiatan edukasi itu mengangkat tema yaitu "Eco-Enzyme Selamatkan Bumi" melalui program pemberdayaan masyarakat di 2024.

Departemen Environmental PT IMIP selaku penyelenggara melalui salah seorang stafnya, Yunisan Try Harto Gultom mengatakan, edukasi Eco Enzym ini meliputi berbagai topik materi antara lain aplikasi Eco Enzym pada personal dan penyelamatan bencana, pemurnian lingkungan, pertanian, perkembangan masyarakat yang berkesinambungan, dan gambaran perkembangan dan solusi pelestarian lingkungan.

“Jadi, Eco Enzym ini diolah dari sampah organik dengan bahan baku berasal dari kulit buah naga, apel, pepaya, jeruk dan buah lainnya. Sampah organik itu diolah dengan cara difermentasi selama tiga bulan hingga menjadi produk Eco Enzym,” kata Gultom saat ditemui di Bahodopi, Senin (22/01/2024).

Gultom mengatakan, PT IMIP menghadirkan pemateri yang berkompeten di bidangnya yaitu Dokter Joean Oon yang merupakan dokter kesehatan berasal dari negeri Jiran Malaysia dan penggiat Eco Enzym internasional.  Sementara narasumber kedua adalah Lyu Ming, wanita asal Tiongkok yang berpengalaman dalam bidang pertanian organik.

“Pemanfaatan produk Eco Enzym dilingkungan keluarga dapat dilakukan untuk menyembuhkan penyakit demam dan sakit kepala. Untuk sektor pertanian dapat menggemburkan tanah sehingga tanaman menjadi subur dan meningkatkan produktifitas pertanian,” kata Gultom.

Sementara, pemateri edukasi Eco Enzym, Dokter Joean Oon menjelaskan, edukasi kali ini dengan membahas lebih detail tentang apa itu Eco Enzym dan penggunaannya terutama untuk alam, lingkungan, dan kesehatan. Dihari pertama materi lebih fokus pada praktek membuat Eco Enzym. Kemudian melihat perbedaan penggunaan bahan-bahan kimia dibandingkan dengan penggunaan dari Eko Enzym untuk rumah tangga.

“Tujuan edukasi ini juga untuk memberikan pengetahuan masyarakat di Bahodopi tentang pengolahan sampah. Karena Eco Enzym ini dibuat dari bahan-bahan organik dari buah dan sayuran dicampurkan dengan gula merah dan difermentasi selama tiga bulan,” ucap Dokter Joean Oon.

Pada umumnya semua jenis buah dapat digunakan, namun kata Dokter Joean Oon, tidak disarankan untuk buah yang berkulit keras seperti buah kelapa, durian dan yang berlemak seperti alpokat.

Dokter Joean Oon mengatakan, Eco Enzym berfungsi memurnikan air dilingkungan masyarakat, menggemburkan tanah sebagai pengganti pupuk dan menyembuhkan penyakit. Eco Enzym merupakan bakteri baik yang tidak akan pernah mati dan akan terus bekerja.

“Jadi, warna air yang berubah dan berbau dapat dijernihkan kembali dan terurai dengan adanya produk Eco Enzym ini. Penjernihan dari air yang keruh, untuk bakteri yang ada di sungai dan danau dilakukan secara bertahap. Setelah di masukan Eko Enzym maka tiga bulan pertama akan ada perubahan,” tutup Dokter Joean.