PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) melaksanakan kegiatan simulasi Emergency Drill PT IMIP pada Kamis, 9 November 2023 di dua tempat yaitu di perkantoran PT IMIP dan Warehouse PT IMIP. Simulasi tanggap bencana itu diikuti oleh seluruh karyawan kecuali karyawan wanita yang sedang hamil.
Koordinator Lapangan Emergency Drill PT Indonesia Morowali Industrial Park, John Samuel mengatakan, kegiatan kali ini mengangkat tema “Mengukur kesigapan dari seluruh karyawan PT IMIP dalam mengevakuasi diri pada saat keadaan gawat dan darurat (Emergency)”. Jenis simulasi kesiagaan dan tanggap darurat yang dilakukan adalah bencana gempa bumi, kebakaran dan P3K.
Adapun tujuan yang coba diangkat dalam kegiatan itu adalah mengukur dan menganalisa kesiapsiagaan seluruh karyawan saat proses evakuasi menuju titik kumpul jika terjadi suatu kondisi bahaya atau keadaan darurat. Kedua, mengukur efektivitas kinerja team evakuasi dalam memandu seluruh karyawan pada saat proses evakuasi jika terjadi kondisi bahaya.
“Simulasi kali ini dilakukan diseluruh area, karyawan berlindung diarea yang aman dari kejatuhan benda atau material. Setelah kondisi dinyatakan aman dan terkendali, seluruh karyawan bergegas mengevakuasi diri di pandu oleh PIC area kerja menuju titik kumpul,” ungkap John saat ditemui usai kegiatan simulasi Emergency Drill PT IMIP, Kamis (9/11).
Untuk melatih kesigapan dari karyawan PT IMIP terhadap bencana yang akan timbul, kata John, program simulasi ini menjadi penting dilakukan sebagai edukasi bagi karyawan dalam keadaan emergency.
Karyawan harus sigap dan tidak panik terhadap keadaan emergency. Program ini rutin dilakukan PT IMIP sebanyak dua kali dalam setahun dengan melibatkan semua pekerja atau karyawan PT IMIP baik di dalam gedung maupun di luar gedung.
Diketahui di Sulawesi Tengah memiliki dua sesar yang aktif dan terkadang menimbulkan gempa bumi yang harus dimitigasi sejak dini sehingga dapat meminimalisir dampak yang akan timbul kedepan. Olehnya itu, pekerja di kawasan industri memiliki kesigapan dengan adanya simulasi penanganan gempa bumi.
Mitigasi yang dilakukan melalui simulasi ini, lanjut John, menggunakan tangga darurat, dengan jalur emergency, menyiapkan master point, tombol alarm dan diharapkan karyawan terbiasa untuk memitigasi bencana gempa bumi. Adapun yang ditekankan bagi karyawan yaitu tidak boleh panik, tinggalkan pekerjaan dan jika tidak dapat keluar dari gedung, maka disarankan agar berlindung di bawah meja.
“Dengan adanya simulasi ini, mengajarkan karyawan agar tetap waspada dan tidak panik serta memiliki bekal penanganan mitigasi bencana gempa bumi. Untuk output kegiatan mitigasi ini yaitu mengerti dan cepat tanggap darurat,” tutup John. (*)