Salah satu pusat riset terkemuka sekaligus universitas tertua di negara Brasil adalah Universidade Federal do Rio de Janeiro (UFRJ). Kampus dengan perhatian utama dalam penelitian di bidang “teknologi hijau” ini berlokasi di kota Rio de Janeiro. Potensi pengembangan keilmuan ini mendorong perwakilan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) untuk menjajaki peluang riset untuk menopang pengembangan industri lebih ramah lingkungan.
Maka pada Senin, 17 November 2025, perwakilan tim PT IMIP mengunjungi UFRJ untuk berdiskusi mengenai peluang kolaborasi di bidang “teknologi hijau”. Langkah ini sebagai bagian upaya mencari terobosan untuk menekan emisi dan meningkatkan kualitas udara di area industri.
Pertemuan ini membuka ruang dialog produktif antara IMIP dan para pakar UFRJ, khususnya di bidang metalurgi, pengelolaan limbah, material sirkular, dan nanoteknologi. Keempat bidang kajian ini merupakan fondasi penting untuk masa depan industri berkelanjutan. Dalam kunjungan ini, Prof. Paulo H. de Souza Picciani, peneliti nanoteknologi dari UFRJ memaparkan bagaimana nanoteknologi hijau dapat menjadi solusi efektif untuk berbagai tantangan lingkungan, termasuk polusi udara, pengolahan limbah, hingga efisiensi energi.
Menurutnya, teknologi nano bekerja dengan memanfaatkan material berukuran sangat kecil—sekitar sepermiliar meter—dengan kemampuan unik untuk menyerap, menyaring, atau mengubah polutan menjadi zat yang tidak berbahaya. Contohnya, nanofiber dapat menyaring debu dan gas beracun dari udara, sementara teknologi nanokatalisis bisa menurunkan kandungan emisi seperti CO₂ dan SO₂ dengan efisiensi lebih dari 90 persen. Material nano juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan daya tahan dan efisiensi baterai kendaraan listrik (EV).
Dari kajian tersebut, akan dikembangkan peluangnya bagi penelitian lebih lanjut terkait teknologi nano bagi industri berkelanjutan. Sejumlah manfaat yang berpotensi mengubah problem polusi ialah filtrasi cerobong pabrik, deteksi cepat gas berbahaya menggunakan quantum dots, hingga riset material ramah lingkungan untuk pengolahan limbah dan produk samping industri.
Diskusi antara tim PT IMIP dan UFRJ juga menyoroti peluang pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis ribuan jurnal ilmiah yang dapat mempercepat proses riset dan inovasi. Pendekatan ini akan membantu IMIP mengambil keputusan berbasis sains dalam pengembangan teknologi industri hijau ke depan.
Pertemuan ini juga menghasilkan kesepahaman awal untuk melanjutkan proses menuju penandatanganan kesepakatan bersama sebagai dasar kerja sama riset jangka panjang. IMIP berharap kolaborasi internasional ini dapat memperkuat kapasitas teknologi kawasan industri, sekaligus memberikan kontribusi nyata pada upaya pengurangan emisi dan transisi menuju industri yang lebih hijau. Melalui langkah-langkah ini, IMIP menunjukkan komitmen kuat untuk tidak hanya menjadi pusat hilirisasi nikel, tapi juga pusat inovasi teknologi berkelanjutan di bagian timur Indonesia. Lebih jauh, ia dapat menjadikan Morowali sebagai salah satu titik penting dalam peta solusi industri hijau dunia.(*)