Morowali – Guna mendorong kepedulian masyarakat terhadap manfaat pengelolaan kawasan pesisir, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menggelar kegiatan edukasi pengelolaan kawasan pesisir di Aula Desa Bete-Bete, Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah. Kegiatan ini diikuti oleh kelompok nelayan Desa Bete-Bete dan Desa Padabaho, kelompok Tani Desa Bete-Bete dan Desa Padabaho, perwakilan tokoh masyarakat, pemerintah Desa Bete-Bete dan Desa Padabaho, serta Permusyawaran Desa (BPD) Bete-Bete dan Desa Padabaho.

Salah satu tujuan dari kegiatan itu adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait fungsi dan manfaat mangrove. Selain itu, membangkitkan kepedulian masyarakat untuk mengelola kawasan pesisir yang berkelanjutan, terbentuknya kelompok masyarakat peduli mangrove dan terbentuknya bank bibit mangrove.

Koordinator CSR-Comdev (Community Development) PT IMIP, Raden Tommy A Prayogo mengatakan, pasca edukasi ini para peserta didorong untuk membentuk kelompok tani mangrove. Kelompok inilah yang diharapkan bisa meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingnya ekosistem mangrove. Kelompok tani mangrove yang telah dibentuk bakal didorong untuk membuat bank bibit mangrove.

“Jadi, bank bibit ini berfungsi sebagai penyedia bibit mangrove untuk kegiatan rehabilitasi mangrove, terutama di kawasan pesisir Bahodopi. Pendampingan kelompok tani mangrove akan terus dilakukan secara berkala,” ungkap Tommy, Kamis (16/11).

Menurutnya, perlindungan dan pengelolaan ekosistem pesisir yang berkelanjutan merupakan bagian dari mitigasi perubahan iklim. Ekosistem pesisir diyakini mampu menyerap dan menyimpan karbon seratus kali lebih banyak dan lebih permanen dibandingkan dengan hutan di daratan. Karbon yang diserap, kata dia, disimpan dan dilepaskan oleh ekosistem pesisir dan laut dikenal dengan karbon biru (blue carbon).

Lebih rinci ia menyebut bahwa salah satu penampang ekosistem pesisir adalah ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove, lanjut Tommy, memiliki peranan besar dalam mendukung konservasi keanekaragaman hayati, sumber cadangan karbon serta bermanfaat bagi perekonomian mayarakat sekitar.

“Kami harap kesadaran masyarakat pesisir agar peduli dan menjaga mangrove sehingga bisa mengambil peluang ekonomi untuk meningkatkan pendapatan,” ucap Tommy.

Tommy mengatakan, jika seluruh stakeholder terlibat, baik masyarakat, pemerintahan Desa dan Kecamatan maka akan lebih mudah menjaga serta melestarikan mangrove. Kedepan, diharapkan dapat menjaga vegetasi mangrove yang ada di Desa Bete-Bete dan Padabaho. Kedepan juga dapat disematkan nomor seri mangrove yang ada di dua Desa ini.

Ditahun 2023, CSR IMIP menargetkan dapat menanam sebanyak 12 ribu pohon mangrove. Sejak Januari hingga Oktober 2023, penanaman mangrove di wilayah pesisir kawasan sudah terealisasi sebanyak 8 ribu pohon yang telah ditanam.

“Untuk perluasan penanaman mangrove diwilayah pesisir kawasan industri IMIP, kami akan menambah 4 ribu hingga 5 ribu bibit mangrove yang akan ditanam hingga akhir tahun ini,” tutup Tommy.**